Celotehan penerus generasi Jepang

Hari ini pun, sama seperti hari-hari kemarin, celoteh keriangan anak-anak usia SD menggelitik kupingku kembali. Setiap hari Senin pada semester ini aku mempunyai waktu agak longgar, karena aktivitas rutin baru dimulai setelah makan siang. Posisi apartement yang aku tinggali sejak 16 bulan lalu ini, jendela dapurnya persis menghadap barat. Bisa bayangkan kalau pas musim panas. … Continue reading Celotehan penerus generasi Jepang

Larangankah?

Pada saat melihat tanda lingkaran merah berstrip putih, yang tertangkap dalam benak kita adalah tanda yang memuat pesan larangan untuk melakukan sesuatu, yakni “dilarang masuk”. Tetapi bagaimana dengan negaranya si Doraemon ini? “Dilarang masuk”, dalam bahasa Jepang diungkapkan dengan istilah 立ち入り禁止(たちいりきんし, baca: tachi iri kinshi). Ungkapan ini larangan keras dengan untuk tidak memasuki area tertentu. … Continue reading Larangankah?

Yang dekat, yang berbobot berat

Akhir-akhir ini ada keinginan jalan dari satu stasiun ke stasiun dan mencoba mengenali apa pun yang ada di sekitar stasiun itu pada saat hari libur. Dengan begitu aku, berdua dengan suami, betul-betul merasa merasakan gesekan secara langsung dengan suasananya. Kali ini stasiun bukan sasarannya, tapi berjalan memutari danau irigasi Miyoshi, biasa disebut Miyoshi-ike みよし池. Lokasi … Continue reading Yang dekat, yang berbobot berat

Sama,…tapi ternyata,…beda juga.

Pribahasa “Malu bertanya sesat di jalan”.ini ternyata ada lhoo dalam Bahasa Jepang. 「聞くは一時の恥、聞かぬは一生の恥」(cara baca dalam huruf Kana: きくはいっときのはじ、きかぬはいっしょうのはじ)(cara baca dalam huruf Latin: Kiku ha ittoki no haji, kikanu ha issho no haji), arti: Kalau kita bertanya, malu-nya pada saat itu saja Tetapi, kalau malu bertanya akan menyesal seumur hidup. Mirip pribahasa milik kita ya “Malu … Continue reading Sama,…tapi ternyata,…beda juga.

Kura-kura Ninja bertopi Kuning

Segerombolan bocah-bocah itu berjalan dengan membawa tas ransel yang bentuknya seragam. Cara mereka berjalan mirip tokoh Kura-kura Ninja dalam sebuah filem animasi (flimnya bukan produksi Jepang, cuman namanya saja pinjam bahasa Jepang). Terlihat besar di punggung dan di tangan kiri membawa termos air dan tangan kanannya membawa te-sage, tas kecil untuk berisi perlengkapan menunjang kegiatan … Continue reading Kura-kura Ninja bertopi Kuning

Komunikasi ala origami

Kemarin, Sabtu tanggal 18 mei 2013, aku sempatkan untuk memenuhi ajakan Handa sensei. Beliau adalah kepala sekolah jidoukan じどうかん 児童館, tempat untuk berkumpulnya anak-anak sepulang dari sekolah. Di Jidoukan ini anak-anak bebas bermain, di monitor oleh beberapa guru pengasuh dengan fasilitas-fasilitas yang memadai. Misalnya jika si anak tertarik menari, maka akan pelatih yang didatangkan dan mereka … Continue reading Komunikasi ala origami

Oleh-oleh (*おみやげ) menjadi Ore-ore (*オレオレ詐欺)

Bagaimana kalau lafal "Oleh-oleh" diucapkan orang Jepang?. Walhasil menjadi "ore-ore",..yang miliki makna beda banget. Maunya enak dapatkan "oleh-oleh", jadi terlibat "ore-ore (sagi)", yang tidak menggenakkan. Gambar poster adalah contoh poster peringatan オレオレ詐欺 ore-ore sagi, salah satu kejahatan dengan modus penipuan uang. Lagi-lagi terkena efek nonton TV. Kali ini muncul karena sempat tertangkapnya kuping, melihat adegan … Continue reading Oleh-oleh (*おみやげ) menjadi Ore-ore (*オレオレ詐欺)

Berbangga pada Pisang dan Mangga

Baru saja nonton acara TV (バラエティ番組). Acara ini mempertontonkan hal-hal yang berubah dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang dari tahun ke tahun. Yang menarik adalah cara penamaan pada masing-masing kelompok yang saling berdiskusi ini sesuai dengan jenis  buah-buahan yang masuk ke Negara ini. Banana Jidai ババナ時代 anggotanya, orang-orang yang lahir jaman 50 ~ 60 tahun-an keatas, … Continue reading Berbangga pada Pisang dan Mangga

『う(u) ん(n) こ(ko)』 (baca: “si Kotoran”)

Ruteku berangkat kampus hari ini agak berbeda dari biasanya. Biasanya dari Akaike eki (stasiun terdekat dari apartement) naik Kuru-rin basu (bis kota milik pemda kota Nisshin), lanjut pake Kereta Linimo. Hari ini janjian bertemu untuk diskusi dengan pak Okumura, pensiunan Karyawan Toyota, yang baru saja menyelesaikan S2 tahun lalu di Aichi Unif of Edu. Begitu … Continue reading 『う(u) ん(n) こ(ko)』 (baca: “si Kotoran”)

Buah tangan: seberapa besar? seberapa ikhlas?

*ini buah tangan yang paling terkenal dari Hokkaido, cookies dengan white chocolate Seberapa tepat kita membawakan buah tangan untuk seseorang? Memberi dan menerima sesuatu semestinya disertai dengan rasa ikhlas. Hari ini rasa ikhlas itu juga berseteru lagi dengan perasaan hatiku. Karena sebetulnya yang dinamakan memberikan dengan ikhlas itu tidak disertai dengan perasaan waswas takut diomong … Continue reading Buah tangan: seberapa besar? seberapa ikhlas?

“MAKLUM” dan “IKHLAS” bernasib sama dengan 「がんばる」”GANBARU”

Mengapa 「がんばる」”GANBARU” tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia? Tulisan ini tertuang karena ikut mendatangi seorang teman yang ditanggap untuk berbicara tentang Indonesia oleh sekelompok manusia Jepang pemerhati Indonesia. Beberapa contoh kalimat di bawah ini, memakai kata 「がんばる」”GANBARU”. ①「来年まで頑張っていきたいと思います」”Rainen made ganbatte ikitai to omimasu”. Arti: aku akan berusaha supaya tujuanku tercapai sampai setahun kedepan. (kalimat … Continue reading “MAKLUM” dan “IKHLAS” bernasib sama dengan 「がんばる」”GANBARU”

Usia tinggi = resiko tinggi?

Usia tinggi tidak harus relevan dengan usia resiko tinggi dalam dunia kesehatan Jepang. 高齢出産 (こうれいしゅっさん) Kourei Shussan, adalah sebutan untuk wanita yang melahirkan pada usia tinggi. Akhir-akhir ini menjadi fenomena tersendiri yang muncul di sosial masyarakat Jepang. Yang disebut kourei sussan adalah orang yang melahirkan diatas usia 35 tahun. Dan Rata-rata usia melahirkan di Jepang adalah … Continue reading Usia tinggi = resiko tinggi?

Posisi ujung tombak Pak Bos

Pak Bos berposisi Ujung tombak Pagi ini aku tidak ngikuti kata hatiku, berlama-lama dalam futon (kasur ala Jepang). Keluar apartemen dengan bis terpagi, masih gelap,..ditambah rintik hujan dari semalaman. Niatnya memang mau nge-print bekal tuk konsultasi dengan sensei pembimbing siang nanti. Dan,...merasa beruntung, karena pembelajaran hidup satu lagi bertambah. Sempat nyadar juga kalau ternyata, bangun … Continue reading Posisi ujung tombak Pak Bos

Apakah benar gemar baca?

Apakah orang-orang Jepang gemar baca? kenapa mereka gemar baca? Rasa penasaran ini sering berkecambuk dalam kepalaku, tulisan ini hasil pengamatan kecilku hari ini. Salah satu alasan mengapa mereka gemar baca aku temukan lagi hari ini. Secara kebetulan hari ini aku berkondisi sama dengan mereka. Sama-sama keluar apartement saat hari masih gelap. Sama-sama sebagai pekerja full … Continue reading Apakah benar gemar baca?

‘Kursi’ yang tidak ‘kurushii (=sengsara)’

Untuk yang kesekian kalinya aku masuk dalam komunitas sebagai orang yang ditinggikan, maksudnya sebagai pengajar. Kenapa aku pakai istilah ditinggikan, karena meraka sangat-sangat hormat sekali dengan yang namanya “guru”, 先生. Kali ini bukan ‘guru’nya yang ingin aku bicarakan. Tetapi aku ingin membicarakan kursi di mana mereka duduk selama mengikuti kursus Bahasa Indoensia. Sampai saat ini … Continue reading ‘Kursi’ yang tidak ‘kurushii (=sengsara)’